- Back to Home »
- Fotografi , Tips dan Trick »
- Tips Memotret Konser dengan Kamera Saku
Posted by : a
Tuesday, September 26, 2017

Konser musik merupakan salah satu pertunjukan seni yang digemari oleh anak muda maupun orang-orang dewasa. Saat konser berlangsung, tentu saja ada keinginan untuk mengabadikan momen tersebut menjadi sebuah gambar. Namun, tidak sedikit konser melarang penontonnya membawa kamera DSLR atau kamera profesional terutama konser skala internasional.
Hal itu dapat dimaklumi karena copyright foto konser tidak murah dan manajer artis sangat menjaga itu.
Pun
demikian, para manajer artis dan promotor tetap memperbolehkan kamera
saku berseliweran di konser-konser skala internasional. Tenang saja.
Tidak perlu berkecil hati karena hanya dibolehkan membawa kamera poket
saat konser.
Dengan memaksimalkan kamera mungil ini, semua bisa
terekam dengan baik. Terlebih, banyak kamera saku yang menyediakan
fasilitas lebih dari 10MP dan mode manual. Percayalah, semua ditentukan
fotografer bukan oleh alat: the people behind the gun.
1. Pastikan batarei terisi penuh saat meluncur ke lokasi konser. Baterai full diperlukan karena banyak momen sepanjang konser yang sayang terlewatkan.
![]() |
(Konser NKOTBSB di Ancol, Jakarta, Jumat (1/6/2012) dengan posisi di bawah panggung (kelas festival) dengan kamera saku Nikon Coolpix P7100. Foto: Ari Saputra)
|
2. Gunakan memori paling besar dari yang Anda punya. Memori besar
dipergunakan untuk memastikan keasyikan memotret tidak berhenti di
tengah jalan.
3. Setting mode di aperture priority. Tidak perlu
malu untuk menggunakan mode automatis/progam. Kalau ingin mencoba mode
manual, pastikan semuanya telah terukur seperti kecepatan, diafragma dan
tata lampu konser sangat mendukung.
4. Turunkan lightmeter setidaknya 1 stop karena lensa sangat sensitif menerima lampu konser.
5. Pilih white balance terbaik. Jangan ragu untuk mencoba
semua fasilitas WB, bandingkan dan cari yang paling sesuai selera dan
gunakan sepanjang konser.
6. ISO disarankan tidak lebih dari 800.
Sebab, dikhawatirkan terjadi noise dan gambar pecah yang cukup
mengganggu. Jangan takut gambar gelap karena pada konser artis luar
negeri, tata lampu disiapkan dengan matang dan sangat fotogenik.
7.
Pilih kualitas gambar di kamera dengan setting 'Large'. Jangan
terlampau pelit dengan memory card Anda, karena kesempatan memotret
artis pujaan bisa datang 10 tahun lagi. Kualitas gambar terbesar sangat
baik untuk menyiasati croping di komputer bila diperlukan.
![]() |
(Konser Linkin Park di Stadion GBK Jakarta, (21/9/2011) dengan posisi di atas panggung (kelas tribun) dengan kamera saku Nikon Coolpix P7110. Foto: Ari Saputra) |
8. Bila kamera saku Anda mempunyai fasilitas continues shoot,
gunakan itu dengan baik. Jepret penyanyi kebanggaan Anda dengan
continues shoot dengan sedikit 'membabi buta'. Ini untuk mendapat momen
tidak lolos begitu saja.
9. Cari posisi terbaik. Saat membeli
tiket, perhatikan setting panggung terlebih dahulu. Kalau panggung
mempunyai 'belalai' yang menjorok ke penonton, itu sangat menguntungkan
para pengguna kamera saku karena zooming tidak terlalu dibutuhkan.
Tetapi kalau tidak ada 'belalai' ke penonton, datanglah secepat mungkin
untuk mencapai bibir panggung.
10. Beberapa konser menyediakan
panggung penonton lebih tinggi dari kelas festival. Posisi ini lebih
efektif dibanding menjepret dari kelas festival biasa. Sebab, dengan
posisi lebih tinggi, Anda mempunyai kelebihan memotret suasana
keseluruhan konser yang megah. Juga suasana kolosal yang sangat memukau.
Kalaupun
tidak ada posisi lebih tinggi dari panggung, misalkan konser berada di
lapangan terbuka dan setting panggung tidak mempunyai belalai ke
penonton, jangan pilih posisi terlalu dekat ke bibir panggung.
Sebab, meski posisi memotret di bibir panggung mempunyai kelebihan dapat memotret close-up,
namun tidak dapat menjepret suasana konser secara keseluruhan. Ambil
bagian di tengah atau dibagian belakang. Jangan khawatir, zooming lensa
di kamera saku tertentu masih bisa memotret ekpresi penyanyi dengan
baik.
11. Jangan panik dan terburu-buru saat memotret konser. 2
jam pertunjukan sangat panjang untuk menghasilkan sedikitnya 20 hingga
30 frame terbaik. Tetap nikmati lagu-lagu yang dibawakan tanpa takut
kehilangan momentum.
Yakinlah ada pengulangan adegan yang masih
bisa dipotret bila adegan sebelumnya lolos. Pengulangan adegan biasa
terjadi meski koreografi dibuat oleh koreografer paling handal
sekalipun.
12. Perhatikan aksi panggung si artis. Biasanya
terdapat gerakan khusus dimana semua terdiam beberapa detik untuk
membuat jeda. Beberapa artis melakukan ini di tengah lagu atau akhir
lagu. Saat inilah moment terbaik untuk menjepret dengan kamera saku
Anda.
13. Supaya tidak monoton, jangan fokus pada artisnya saja. Setidaknya Anda dapat memotret:
- Suasana keseluruhan konser dari penonton hingga panggung utama.
- Kemegahan tata lampu.
-
Close up artis, cari ekpresi terbaik. Kalau zoom tidak sampai close-up,
Anda bisa memaksimalkan di setengah badan atau seluruh badan. Capture
bahasa tubuh terbaik dari si artis.
- Jepret artis seluruh badan, pastikan bahasa tubuh paling dramatis terekam sempurna.
-
Siap-siap dengan berbagai aksi kejutan artis misalnya turun ke
tengah-tengah penonton. Bila itu terjadi, jangan panik. Pastikan semua
dalam kendali Anda.
![]() |
(Konser Linkin Park di Stadion GBK Jakarta, (21/9/2011) dengan posisi di atas panggung (kelas tribun) dengan kamera saku Nikon Coolpix P7100. Foto: Ari Saputra) |
Dari seluruh siasat di atas, bagaimanapun juga foto tidak bisa
merekam suara dan kehebohan suatu konser. Fokuslah untuk menghasilkan
foto yang mampu menangkap dan mewakili gemuruh dahsyat si pemusik.
Jadikan foto Anda benar-benar berbicara meski hanya dengan kamera saku.