Posted by : a Saturday, October 6, 2012


Mungkin anda sudah tidak asing dengan Steve Jobs.Ya, dia adalah pendiri dari Apple Inc.Buku biografi resmi Steve Jobs karya Walter Isaacson sudah cukup tebal halamannya dalam mengungkapkan kisah dari sang pendiri Apple tersebut. Semakin terkenal, karena seperti menjadi 'warisan terakhir' sebelum
kematiannya.

Kendati demikian sebenarnya masih banyak cerita-cerita lain mengenai sisi lain yang belum diketahui dari sang inovator ini. Padahal kisah tersebut sangat menarik bila diceritakan kembali.

Bertepatan dengan satu tahun kematiannya, Forbes mempublikasikan kembali potongan cerita lain tentang Steve Jobs dari sudut pandang sahabat dan orang terdekatnya yang pernah mengenalnya lebih dalam. Berikut adalah Sisi Lain Steve Jobs


Menyembunyikan Porsche

Ini kisah dari Randy Adams. Saat itu dia bersama Jobs tengah mencari investor baru untuk merintis perusahaan komputer NeXT yang baru dibangunnya usai didepak oleh Apple.

Saat itu, Adams baru saja membeli mobil mewah seri Porsce 911, yang tak dinyana Jobs juga membeli mobil yang sama. Nah, suatu hari ketika Ross Perot, salah seorang investor akan bertandang ke kantor NeXT, Jobs buru-buru meminta Adams agar menyembunyikan Porsche 911 yang diparkir bersebelahan dengan mobilnya.

"Kenapa?" Adams bertanya. Jobs pun berkata "Randy, kita harus menyembunyikan Porsche. Ross Perot akan datang untuk berinvestasi dan aku tak ingin dia berpikir kita memiliki banyak uang."

Akhirnya, mereka pun memindahkan mobil dengan cara memutar ke belakang kantor NeXT di Palo Alto, California. Perot akhirnya menginvestasikan USD 20 juta ke perusahaan itu pada tahun 1987.

Menjadi Santa Claus

Masih cerita dari Randy Adams. Dia mengenang bahwa dibalik perfeksionisnya terhadap suatu pekerjaan, tersisip sisi lucunya.
Pernah suatu hari di saat Natal, Jobs memakai baju Santa Klaus, dan membagi-bagikan uang USD100 ke setiap karyawannya.

Ada lagi kebiasaaan 'unik' Steve Jobs lainnya. Selama ini ia dikenal sebagai seorang vegetarian, akan tetapi tidak jarang ketika melewati karyawannya yang sedang makan sandwich daging, Jobs berkata "Oh, bau daging dibakar. Betapa menyenangkannya."

Jobs dan keyboard virtual

Marc Andreessen, pionir di bidang Internet Browser, memiliki cerita tentang Jobs, tepatnya pada musim gugur tahun 2006. Saat itu Andreessen dan istrinya diajak makan malam bersama dengan Steve Jobs, dan istri tercintanya Laurene.

Sambil menunggu menu makanan datang di sebuah restoran di Palo Alto, Jobs mengeluarkan prototype iPhone dari saku celana jinsnya untuk dipamerkan ke Andreessen. Dan ia pun memperlihatkan fitur-fitur yang ada di iPhone tersebut.

Setelah hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan Jobs, Anderseen yang pengguna BlackBerry saat itu akhirnya memberanikan diri berkomentar. "Boy, Steve, apakah kami tidak berpikir itu akan menjadi masalah dengan tidak adanya keyboard fisik? Apakah orang akan baik-baik saja mengetik langsung pada layar?"

Mendengar pertanyaan itu, Jobs pun menatap Andereessen dengan tatapan tajam, tepat di matanya, dan berkata," Mereka akan terbiasa untuk itu."

Dan akhirnya terbukti. Apple telah menjual lebih dari 250 juta iPhone sejak tahun 2007, sejak pertama kali iPhone diluncurkan.

Kata bos pertamanya

Nolan Bushnell, pendiri Atari, yang mempekerjakan Jobs pada tahun 1974, mengatakan apa yang paling ia ingat tentang Jobs: sosok pekerja keras.

"Steve adalah orang pertama yang saya temukan meringkuk tidur bawah meja di pagi hari setelah bekerja semalaman. Banyak orang berpikir bahwa sukses adalah keberuntungan dan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tapi saya pikir jika Anda bersedia untuk bekerja lebih keras daripada orang lain, Anda dapat membuat banyak sekali keberuntungan Anda sendiri."

"Kami cenderung memiliki hubungan filosofis. Dia suka berbicara tentang ide-ide besar dan dimana ide-ide besar datang darinya. Dia selalu tertarik dalam berbicara tentang menciptakan produk dan tahu kapan produk siap untuk pasar."

Pada awal 1980-an, Bushnell membeli rumah 15.000 kaki persegi di Paris dan mengundang semua teman serta koleganya. Ada sebuah band, banyak makanan dan minuman. Di antara para tamu tersebut adalah Jobs, yang telah meninggalkan Atari untuk memulai merintis Apple di tahun 1976.
Sementara orang lain berpakaian mewah untuk pesta, Jobs muncul dengan celana jinsnya.

"Terakhir kali aku melihatnya setahun sebelum kematiannya. Dia sangat, sangat kurus, tapi dia tidak terlihat ringkih. Dia memiliki kekuatan tentang dirinya," kenangnya

A Christmas Story

 Regis McKenna, guru pemasaran Apple, bertemu dengan Jobs saat usianya baru berusia 22 tahun. Ketika itu, Jobs datang ke rumahnya dengan mengendarai sepeda motor dan berbicara tentang bagaimana ia ingin membangun Apple menjadi merek global.

Namun bukan itu ceritanya. Ada suatu cerita yang cukup menyentuh saat Jobs membantunya.

"Pada tahun 1998, saya dan istri saya membeli lima iMac sebagai hadiah Natal untuk cucu kami. Kami mengawasi mereka membuka hadiahnya, dan ketika Molly yang berusia 5 tahun membuka iMac, ternyata mengalami masalah. Setelah menggunakannya beberapa jam, disc drive tidak terbuka. Dealer mengatakan kepada saya, ia tidak berwenang untuk menukar komputer karena kebijakan Apple saat dalam perbaikan."

"Padahal perbaikan akan memakan waktu beberapa minggu. Saya mengirim email ke Steve dan bertanya kepadanya tentang kebijakannya tersebut. Dalam waktu lima menit telepon saya berdering. Itu Steve. Dia bertanya padaku apa masalahnya dan nama dealer-nya. 'Saya akan menelepon Anda kembali,' katanya. Beberapa menit kemudian telepon berdering lagi dan itu adalah dealer yang kemudian memohon maaf dan menyesal atas sikapnya tadi."

Tak lama kemudian, Steve Jobs pun mengirimkan pesan 'Saya memiliki iMac baru di sini untuk cucu Anda'. Lalu saya mengucapkan terima kasih kepadanya dan meyakinkan kepada Jobs bahwa dia telah membuat Natal cucu saya berakhir bahagia. Steve segera menjawab dengan sederhana 'ho..ho..ho..'."

Empati Steve Jobs

Heidi Roizen adalah kepala perusahaan software T/Maker, mitra rekanan software untuk Mac pada tahun 1980-an. Ia memiliki banyak pengalaman dengan Jobs.

Ketika itu, Jobs ingin mengajaknya bertemu dalam sebuah meeting penting. Dan ia pun menyanggupinya walau sebetulnya Roizen baru saja kehilangan ayahnya akibat kecelakaan. Jobs yang mengetahui itu sangat kaget.

Saat itu Jobs datang ke rumahnya dan duduk di lantai di sampingnya sambil menangis terisak-isak selama dua jam.
"Ya, aku punya sofa, tapi Steve tidak ingin duduk di sofa. Dia meminta saya untuk berbicara tentang ayah saya, apa yang penting tentang dirinya, apa yang saya sukai tentang dirinya. Ibu Steve telah meninggal beberapa bulan sebelumnya, jadi saya pikir ia juga merasakan apa yang saya rasakan."

"Aku akan selalu ingat dan menghargai hal luar biasa yang ia lakukan untuk saya dalam membantu saya saat berduka."

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Copyright by ADP Share. Powered by Blogger.

- Copyright © ADP Share -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -